Jum'at, 19 Agustus 2022
Beredar sebuah unggahan dari akun Twitter @Kimberly20121 dengan narasi yang mengklaim booster vaksin Covid-19 harus diberikan setiap enam bulan sekali. Hal tersebut diklaim karena antibodi menjadi drop setelah enam bulan vaksinasi. Berikut narasi lengkapnya:
“Kalau ‘6 bulan’ pasca vaksin anti bodi jadi drop, maka setiap orang jadi ketergantungan untuk di Booster lagi.
Apakah seumur hidup setiap orang harus vaksin covid tiap 6 bulan sekali?
Artinya apa? Anti bodi alamiah telah dirusak oleh vaksin covid sejak pertama kali disuntikkan.”
Benarkah demikian?
CEK FAKTA: Berdasarkan hasil penelurusan yang dilakukan, narasi yang mengklaim bahwa booster vaksin diberikan setiap enam bulan sekali karena antibodi menjadi drop setelah enam bulan sejak vaksinasi adalah tidak benar.
Menurut Covid-19.go.id dan kompas.com, dr. Tonang Dwi Ardyanto, Ahli Epidemiologi dan Juru Bicara Satgas COVID-19 RS UNS, menyatakan bahwa penurunan antibodi tersebut bukan satu-satunya indikator pemberian booster vaksin.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa antibodi yang
dihasilkan oleh vaksin Covid-19 dalam tubuh menurun enam bulan setelah dosis
kedua diberikan, namun ini bukan bukti bahwa pemberian booster vaksin harus
dilakukan setiap enam bulan.
Lebih lanjut, dr. Tonang menyatakan bahwa rata-rata
antibodi mulai menurun 3-4 bulan setelah vaksinasi, dengan penurunan yang cukup
sigifikan terjadi pada bulan ke 6-8. Kemudian, hingga bulan ke-12, terjadi
penurunan yang relatif kecil.
Kadar antibodi memiliki korelasi dengan resistensi terhadap suatu penyakit menulai. Tingkat penurunan akan bervariasi sesuai dengan penyakitnya. Meski mengalami penurunan, antibodi yang ada masih bisa memberikan perlindungan dari Covid-19.
KESIMPULAN: Narasi yang mengklaim bahwa booster vaksin diberikan setiap enam bulan sekali karena antibodi menjadi drop setelah enam bulan sejak vaksinasi adalah tidak benar. Faktanya, penurunan antibodi bukan satu-satunya indkator dari pemberian booster vaksin. Kemudian, walaupun antibodi mengalami penurunan, masih dapat memberikan perlindungan dari Covid-19. Informasi tersebut termasuk pada kategori Misleading Content.
RUJUKAN: https://bit.ly/3weSYxw, https://bit.ly/3c2oLLd, https://bit.ly/3CgyDeM